Peristiwa Bulan Muharram

Peristiwa Bulan Muharram

Muharram adalah salah satu nama bulan dalam islam dan merupakan bulan pertama dalam kalender islam. Ada banyak kisah yang terjadi pada bulan Muharram, beberapa diantaranya dan telah mungkin telah familiar dikalangan kita adalah kisah berlabuhnya bahtera Nabi Nuh As dan kisah diselamatkannya Nabi Musa As dari kejaran sang Raja Fir’aun.

Kisah pertama, tentang berlabuhnya bahtera Nabi Nuh As. Mari mengulas sejenak, siapa Nabi Nuh As dan bagaimana kisah beliau? Nabi Nuh As adalah salah satu dari lima nabi yang memiliki sebutan atau gelar Ulul Azmi. Gelar Ulul Azmi merupakan gelar yang istimewa, mengapa demikian? Sebab, tidak banyak rasul yang mendapatkan gelar tersebut. Dalam agama Islam, kisah nabi Nuh telah diabadikan dalam beberapa ayat Al – Qur’an. Kisah beliau yang tetap teguh dan sabar dalam dakwah mengajak kaumnya meninggalkan kebiasaan menyembah berhala kemudian beralih menyembah Allah SWT menemui banyak rintangan dan berbagai penolakan. Hingga akhirnya, beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk membuat sebuah bahtera dan mengajak para kaumnya yang beriman. Bahtera tersebut terbuat dari papan dan pasak yang dapat menampung para kaum nabi Nuh As yang beriman termasuk anggota keluarganya kecuali sang anak bernama Kan’an (yang mengabaikan ajakan sang Ayah sebab dia percaya bisa selamat dengan mencari perlindungan di gunung dan terus mendaki gunung tertiggi). Bahtera tersebut tidak hanya berisi orang – orang melainkan ada beberapa hewan. Tidak disebutkan persis letak dimana bahtera tersebut berlabuh, namun dalam Q.S. Hud : 44 disebutkan bahwa bahtera itu berlabuh di atas Gunung Judiy. Secara geografis, Gunung Judiy terletak di Armenia sebelah selatan dan berbatasan dengan Mesopotamia. Bukit ini berada di dekat kota Jazirah bin Umar di tepi timur Sungai Tigris di propinsi Mosul, Irak, yang sekarang menjadi perbatasan Suria (Syria)-Turki. Bukit Judiy ini terlihat jelas di daerah Ainu Diwar, Syria.

Kisah kedua, yaitu tentang bagaimana Nabi Musa As diselamatkan Allah dari kejaran sang Raja Fir’aun. Nabi Musa As merupakan termasuk dari utusan Allah yang mendapat sebutan Ulul Azmi. Nabi Musa As diperintahkan Allah kepada Fir’aun untuk mentauhidkan Allah SWT dan mensucikan-Nya dari sekutu. Pada masanya Fir’aun dikenal sebagai seorang raja yang kejam dan ditakuti. Tak satupun orang berani membangkang perintahnya. Bahkan seperti diceritakan dalam Q.S. An-Nazi’at : 24, Fir’aum mengumpulkan seluruh rakyatnya kemudian dia mengaku sebagai tuhan yang paling tinggi dan tidak ada satupun yang berani membantah. Akibat dari penolakan dari sang raja, Nabi Musa memutuskan untuk keluar bersama para pengikutnya yang beriman dari daerah beliau berada. Namun kepergian beliau tidak serta merta dibiarkan oleh raja Fir’aun, hingga akhirnya Fir’aun bersama pasukannya mengejar rombongan nabi Musa As. Ditengah pengejaran tersebut, turunlah wahyu dari Allah kepada Nabi Musa As untuk memukul lautan dengan tongkat beliau. Alhasil, laut terbelah dan Fir’aun beserta pasukannya terjebak dalam belahan laut sedangkan Nabi Musa As beserta pengikutnya selamat.

Wallahu a’lam bissawab.

 

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *